Kamis, 08 Desember 2011

Hariku kumulai dengan menemui sahabatku Tiar, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tanggaku.
Aku banyak berdiskusi dengannya, seorang mantan wartawan, yang saat ini bekerja sebagai penulis free lance dan photographer pada sebuah majalah wisata milik salah satu penerbangan swasta di negeri ini.
Berbicara dengan dia, sangat menarik. Begitu banyak pengalaman dia sebagai seorang penulis, wartawan dan photographer.Seorang gadis yg cerdas, penuh semangat dan selalu tersenyum setiap bercerita. Aku merasa beruntung bisa mengenalnya. Rasa gundah yg sedang kualami agak tersingkirkan.
Sekitar jam 12 siang aku pamit untuk berangkat ke kantor, karena kebetulan memang aku berjanji untuk datang sesuai dengan perintah Boss. Ada tugas untuk mengirim beberapa e-mail dan mengurus perijinan dokter2 di klinik tempatku bekerja. Sekitar jam 2 siang aku berangkat ke Gondangdia, di jalan aku bertemu dengan kakak sepupuku mbak Endang, seorang dosen matematika senior di Universitas Jakarta yang juga anggota Dewan Guru se Indonesia. Kebetulan dia akan pergi ke SEtiabudi untuk mengajar di salah satu Fakultas yg ada disana. Akhirnya aku menawarkan diri untuk mengantarnya, karena kebetulan juga aku akan pergi menuju lokasi yang sama arahnya. Sebelum tiba di tempat di daerah bilangan Setiabudi, mbak Endang mengajakku makan siang di Restoran Soto Gebrak. Wah kebetulan perutku sudah lapar, aku segera mengiyakan tanpa berpikir dua kali. Akhirnya makanlah kami sambil ngobrol dan berdiskusi tentang masalah pendidikan saat ini. Selesai makan, segera aku antar mbak Endang ke tempat bekerjanya. Kemudian aku langsung berangkat ke Gondangdia. Memang rejeki tidak kemana, aku benar2 lagi bokek saat ini karena uang di dompet hanya tinggal 50 ribu rupiah. Pagi tadi ditraktir Tiar di Dunkin Donat fatmawati untuk sarapan. Pulang dari Gondangdia aku balik ke kantor, kebetulan juga gerimis tiba2 turun. Pulang kantor ku hubungi Tiar kembali, karena tadi aku berjanji bila pulang agak sore aku akan mampir lagi. Dan benar juga, dia masih ngendon di Dunkin Donat Fatmawati, benar2 ajaib itu anak. Betah banget. Cabut dari Dunkin kami makan malam di warung angkringan Bli Edi, tiba2 ada sms dari mbak Ary sahabatku, dimana dia mengirim alamat email dimana aku berjanji untuk menyerahkan design banner untuk trip ke Bromo. Masya Allah, lupa aku kalau aku masih punya pekerjaan membuat design banner. Setelah selesai makan di warung angkringan bli Edi, aku langsung pulang ke rumah dan segera menggarap design banner tsb.
Dan setelah itu, disinilah aku sekarang ... kembali lagi pada ingatan-ingatan tentang dia yang selalu menghantui dan membuat hatiku selalu perih dan sakit. Why??? Kenapa selalu dia yg datang di kepalaku? Yang selalu membuatku menangis dan menarik nafas panjang bila mengingatnya.