Minggu, 24 Juni 2012

Mas WS yg baik,
Apa kabar? Dimana dirimu saat ini dan aktivitas apa yg sdg kamu lakukan? Tahukah kamu bahwa aku selalu berharap kamu menyapaku, walau hanya sekedar ucapan singkat, tapi rasanya bagiku hal itu akan cukup menghibur. Aku mengerti jika mungkin kamu sudah tak ingin berhubungan denganku lagi. Begitu menjengkelkannyakah aku, hingga sebegitu kukuhnya kamu untuk tetap diam membisu?

Mas, aku tak hendak membuatmu merasa terganggu ataupun bagaimana. Akupun takhendakmeminta sesuatu yang mungkin tidak bisa kau berikan. Tidak! Walau harapan itu masih ada, karena harapan membuat aku masih bisa bertahan sampai dengan saat ini. Aku tahu, kamu bukan orang jahat. Aku yakin masih ada sisi hati nuranimu yang lembut dan paling dalam. Aku mengerti bahwa kamu adalah manusia biasa yang tak sempurna. Masak sih sebegitu teganya kamu menyakiti perasaanku, melukai wanita yang dengan sungguh2 mencintaimu dan rela berkorban apapun demi memenuhi permintaanmu. Masak sih kamu tega dengan tanpa perasaan mencampakkanku, sementara kamu telah menerima beberapa pemberian dari perempuan yang harus berjuang mati2an untuk tetap survive. Memang tak seberapa, tapi aku memperoleh itu untuk kamu bukan dengan cara yang mudah. Aku tahu bahwa kamu adalah seorang pejuang dan kamu membutuhkan itu. Aku hanya sekedar membantu apa yang bisa aku bantu selama memang aku mampu.

Aku mencoba berfikir secara jernih tentang dirimu, jika kamu benar2 tidak ingin lagi berhubungan denganku pasti semua hadiah dan pemberian dariku akan kau kembalikan tanpa aku minta. Sampai saat ini aku yakin kamu masih menyimpannya karena aku tahu kamu sangat membutuhkannya. Melihat karaktermu yang seperti itu, pasti ada maksud dibalik semua sikapmu itu. Mungkin kamu ingin memberi pelajaran kepadaku atas semua sikap2ku yang kau anggap salah. Kamu ingin memberi pelajaran untuk membuatku benar2 kapok dan tidak membuat ulah lagi yang menyulitkanmu. Aku juga manusia, dan aku wanita. Terkadang perasaan lebih maju daripada akal sehat dan logika. Dan pada saat seorang wanita mencintai seorang pria dengan sungguh-sungguh lebih banyak menggunakan perasaan daripada akal sehat. Sepintar apapun wanita itu, bila ia mencintai seorang pria, dia akan menjadi sangat bodoh. Wanita yang masih menggunakan akal sehat terhadap pria, dia hanya memiliki separuh cinta thd pria tersebut. Atau mungkin malah tidak memilikinya, tapi hanyalah ingin mendapatkan suatu keuntugan dari pria tersebut, dengan cara berpura-pura mencintai si pria. Dan cinta yang seperti itu tidak akan pernah abadi. Karena begitu dia tahu bahwa dia tak akan mendapatkan manfaat apa-apa dari sang pria, dengan mudah dia akan pergi. Berbeda dengan wanita yang sangat bersungguh-sungguh dalam mencintai seorang pria. Apapun yang terjadi dan bagaimanapun dia harus berkorban, akan tetap dijalaninya, walau dengan adanya hal itu dia akan sangat menderita. Itulah salahku dari pengalaman masa laluku. Apalagi jika si pria tersebut telah menyakiti hatinya, menyia-nyiakannya, akan dengan lebih mudah dia meninggalkannya. Hatinya akan benar-benar tertutup dan tak akan terbuka lagi.

Mas WS, aku berharap kamu mau mengembalikan semua barang-barang pemberianku, agar aku tak akan lagi berharap tentang kamu. Karena dengan begitu aku akan tahu, bahwa memang kamu sama sekali sudah tak ingin berhubungan denganku. Bagiku, tentu saja akan lebih mudah untuk pelan-pelan melupakan kamu, karena kutahu sudah tak ada harapan lagi bagi kita untuk kembali bersatu seperti dulu. Apa yang pernah aku berikan kepadamu membuat satu ikatan yang teramat sulit untuk dilepaskan dan akan mengikat secara erat di dalam batin. Hampir setiap malam aku menangis mengingatmu, pada saat aku sendiri bayangan itu tak mau pergi.

Tiga hari kemarin aku pergi berkeliling ke pulau seribu, agak menghiburku. Ketika aku bercanda dan berdiskusi dengan teman2 yang semuanya pria sementara di rombongan photographer itu hanya aku wanita satu-satunya. Tapi saat kembali ke penginapan dan aku sendiri lagi, tangis itu datang lagi, walau aku sudah berusaha untuk tidur selarut mungkin, agar kuharap begitu aku merebahkan diri aku langsung terlelap. Tetapi ternyata sama saja. Begitu inginnya aku dirimu hadir dan ada disampingku. Mungkin kita akan bisa bekerja-sama berkarya dan menghasilkan sesuatu. Seperti yang dulu pernah kau angankan dan kau khayalkan tentang kita.