Kamis, 03 Januari 2013

"KUANTAR KE GERBANG" karangan Ramadhan KH, baru saja pagi tadi aku menyelesaikan membaca buku tersebut, setelah sekian tahun buku yang kubeli pada saat diadakannya bazar buku di Senayan teronggok di dalam lemari dimana kuletakkan koleksi buku-bukuku.

Seandainya aku membacanya sebelum aku bertemu denganmu, sahabat. Mungkin saat ini kita masih bersama. Aku begitu terharu membacanya sekaligus terkagum-kagum akan sosok seorang Inggit Ganarsih. Seorang perempuan Indonesia yang mempunyai sifat-sifat sebagai wanita utama, yang lebih mementingkan cinta kepada lelaki yang amat dicintainya, kepada cita-cita suaminya, pasangan hidupnya, kepada bangsa dan tanah airnya. Indonesia tidak akan pernah merdeka tanpa perananmu ibu Inggit, karena engkaulah soko guru bangsamu. Engkau yang membuat Soekarno mencapai cita-citanya. Soekarno tidak akan menjadi pahlawan jika tanpa dirimu. Cinta kasihmu begitu tulus dan murni tanpa pamrih, engkau berjuang dan bekerja keras demi memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan Soekarno pada masa itu, engkau tak pernah mengeluh tentang segala kesulitan yang kau hadapi demi cita-cita lelakimu. Betapa inginnya aku mempunyai semangat sepertimu, walau pada akhirnya kau dicampakkan, seolah-olah habis manis sepah dibuang, aku merasa pernah seperti itu. Tapi yang kualami ternyata belum seberapa. Pengorbananku belum seberapa dibanding dirimu, tapi aku bersyukur karena aku tidak mengalami sejauh seperti yang kau alami.

Akupun pernah mengalami yang sepertimu, mengagumi seseorang karena perjuangannya dan berusaha untuk mencukupi semua kebutuhannya demi cita-citanya, tapi aku terlanjur dikhianati. Ternyata niat baikku tidak ada artinya baginya. Akupun ikhlas berbuat itu demi cita-cita, bahkan sebisa mungkin aku dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya terhadap buku-buku yang diperlukannya. Walaupun bagiku bukan hal yg mudah karena kondisi financialku lagi morat-marit. Tapi aku berusaha untuk bisa memenuhi permintaannya, karena cintaku karena ketulusanku. Aku ingin dia berhasil menggapai cita-citanya, karena aku tahu bahwa dia seorang pejuang. Tapi ternyata hatinya begitu mudah bercabang. 

Aku tahu, dia tak akan pernah bisa menggapainya karena perempuan yang dia inginkan itu telah memilih jalan hidupnya sendiri. Tapi akupun sadar, aku tak akan pernah bisa menjadi kekasihnya bila di hatinya ada perempuan lain. Bagaimanapun aku mencintai dia, namun aku tak akan pernah bisa menerima bila ada orang lain di hatinya. Dan kurasa kenapa dia masih terobsesi kepada perempuan itu adalah karena dia tidak berhasil membuat perempuan itu menyerah kepadanya dan memberikan hatinya sepenuhnya, karena perempuan itu tahu bahwa dia tak akan bisa menerima bila dikecewakan, dia tak ingin kecewa. Berbeda denganku yang sudah memberikan seluruh jiwa dan ragaku kepadanya, mungkin hal itulah yang membuat dia dengan mudah pergi meninggalkanku. Seandainya aku tidak dengan mudah menyerahkan hatiku padanya, mungkin sampai saat ini dia masih penasaran dan berusaha merebut hatiku. Dia tahu, betapa aku sangat mencintainya, dia tahu itu ... sangat tahu ... hhh ... laki-laki ... habis manis sepah dibuang ...