Minggu, 11 Desember 2011

Hari-hariku kini kuisi dengan berbagai macam kesibukan,
aku berusaha sebisa-bisanya jangan sampai aku sendiri tanpa kesibukan
Menyakitkan rasanya jika tak ada yang kukerjakan,
sementara ingatanku selalu ke dia
Hampir setiap hari bila aku tidak ke klinik,
aku bergabung dengan teman-teman penulis dan wartawan, ataupu teman-teman photographer
bergabung untuk membuat sebuah company kecil-kecilan merintis usaha
bersama teman-teman yang mempunyai ideologi yang sama
menambah wawasan pengetahuan dan saling berbagi ilmu
Sudah seminggu ini aku sering berkumpul dengan Tiar dan Elly
Tiar, seorang wartawan foto, penulis dan seorang enterpreneur yang bekerja untuk salah satu majalah travel di ibukota ini. Elly, seorang Pemred majalah dimana Tiar bekerja juga PR dari salah satu maskapai penerbangan di Indonesia. Berkumpul dengan mereka mengasah kecerdasanku, karena kami selalu berdiskusi tentang segala macam hal yang sedang uptodate saat ini.
Kadang-kadang juga aku berkumpul dengan teman-teman Female Photographer
Setidaknya aku bisa melupakan sesaat rasa itu dengan bercanda dan berdiskusi dengan mereka
Pulang jika sudah lelah dan tak sempat untuk berfikir tentang dia lagi.
Mudah-mudahan dengan begini aku makin dijauhkan darinya, dan aku akan bisa kembali seperti dulu lagi
Preketek dengan laki-laki, bagiku tak ada yang benar dan hanya selalu mengecewakan
Aku bisa hidup tanpa laki-laki, tanpa seks sekalipun, karena memang aku tak bisa hanya sekedar having sex tanpa harus melibatkan perasaan
atau just to have fun or make me satisfied doang! No, I am not the woman like that! Kalau aku bisa melakukan itu, pasti ada perasaan yang terlibat di dalamnya, tapi sayang sepertinya ke depan aku tidak akan lagi mau mengambil resiko untuk itu. Sudah cukup sakit rasanya dan tidak akan pernah terulang untuk kedua kalinya, kecuali jika sudah di dalam pernikahan. Aku tidak mau gambling lagi untuk itu. Karena pada dasarnya laki-laki sebagian besar memang brengsek! Apalagi laki-laki yg berinitial WS itu, aku heran pada diriku sendiri kenapa bisa sampai tertipu olehnya? Seorang aku, yg selama ini selalu berhati-hati dalam melakukan apapun, selalu menjaga diri dari hal-hal spt itu, kok bisa-bisanya tertipu oleh laki-laki seperti dia? Amat sungguh menyedihkan. Untung aku tak tertipu lagi untuk yg kedua kalinya oleh laki-laki yang lain. Karena sebelumnya aku sudah memberi ultimatum padanya dan sepertinya dia tak berani untuk menggoda atau coba-coba flirting denganku. Walau sikapnya sangat baik dan begitu menghargaiku, tapi jangan sampai aku melakukan kesalahan untuk yg kedua kalinya. Aku berharap akan ada seorang laki-laki yang benar-benar baik dan bukan berusaha untuk memanfaatkanku atau mencoba-coba mengambil kesempatan ketika aku dalam keadaan seperti ini. Mudah2an saja mas Ipung mengerti dan akan lebih bersungguh-sungguh dengan hubungan yang sedang berjalan ini. Seandainya dia kuberi kesempatan pastinya akan seperti yang lainnya, oleh karena itu aku bersikap tegas padanya dan tidak memberi peluang baginya untuk coba-coba. Dan dia cukup gentlemen untuk bersikap terhadapku. Antara aku dan dia hanya terjalin persahabatan dan tidak lebih, karena aku juga berusaha untuk menghargai dia, tak ingin menodai persahabatan ini dengan sikap dan perbuatan yang tidak semestinya, hanya untuk melampiaskan hasrat atau libido sebagai sewajarnya manusia. Aku pikir cinta WS kepadaku benar2 murni dan tidak ada tendensi apa-apa, tetapi melihat sikapnya aku jadi semakin yakin bahwa dia hanya memanfaatkanku. Berkali-kali aku menguji kesungguhannya, tetapi ternyata dia lebih banyak tidak lolos uji. Dan kenapa dia harus marah kalau aku menge-test-nya? Seandainya dia benar-benar tulus, kan tidak perlu marah? Dan dengan bukti2 dan fakta yang kutemukan semakin yakinlah aku, walau terus terang aku amat mencintainya. Tapi bukankah itu tak berarti aku tak bisa lepas darinya? Tuhan telah memberi petunjuk bahwa dia bukan laki-laki yang baik, dia tak cukup tangguh untuk menjadi pasanganku, menjadi teman yang bisa diandalkan. Terlalu pengecut dan kerdil. Licik dan jahat. Bahkan kurang ajar, bisa-bisanya dia bilang bahwa dia tidak mencintaiku dan mencintai orang lain dan dia akui bahwa karena aku mirip dengannya, setelah dia merasakan semua yang ada dalam diriku, sementara perempuan itu belum berhasil dia rasakan tetapi sudah ada gejala tertarik padanya. Hhhh ... laki-laki tidak bertanggung-jawab dan pengecut. Aku hanya bisa berdo'a, semoga Tuhan membalas semua perbuatannya dengan hukuman yang setimpal. Karena tak hanya aku yang dikecewakan tapi kedua anak-anakku, dan betapa bencinya mereka terhadapnya. Tega-teganya dia menyakiti anak-anak yg tidak mengerti apa-apa dan hanya mempunyai harapan bahwa suatu saat dia bisa menjadi seorang ayah yang baik bagi mereka. Di lain pihak, dia tak mau anak-anaknya tersakiti, betapa tidak adilnya sikapnya. Egois dan mau enaknya sendiri. Aku tak bisa berbuat apa-apa, karena aku hanya seorang perempuan yang segala sepak terjangku sangat terbatas. Hanya sedih dan menangis yang bisa kulakukan, semoga air mata yg telah banyak keluar ini tidak menjadi sia-sia karenanya. Seandainya bisa, ingin kubunuh saja laki-laki dengan initial WS itu. Entahlah kenapa aku merasa seperti ini, kenapa dengan bapaknya anak2 tidak demikian, juga dengan mantan pacarku dulu sebelum menikah. Mungkin kali ini karena aku merasa ditipu mentah-mentah, atau mungkin juga karena aku sangat mencintainya hingga merasa sangat kecewa, ternyata aku salah menempatkan perasaanku, salah orang.  Seorang aku, bisa tertipu dan salah menilai orang. Entahlah!